Jumat, 13 April 2012

Mikroorganisme sebagai Pemisah Logam dari Bijihnya

Selama  ribuan  tahun,  penyulingan  minyak  atau  mineral
dan  memisahkan  tembaga  dari  bijih  yang  berkualitas  rendah
dengan  proses  leaching  atau  meluluhkan.  Pada  1957,  berhasil
dikembangkan teknik pemisahan tembaga dari bijinya dengan
menggunakan  jasa  bakteri.
Bakteri  yang  dapat  memisahkan  tembaga  dari  bijihnya
adalah  Thiobacillus  ferooxidans  yang  berasal  dari  hasil  oksidasi
senyawa  anorganik  khususnya  senyawa  besi  dan  belerang.
Bakteri  ini  termasuk  jenis  bakteri  khemolitotrop  atau  bakteri
pemakan  batuan.  Bakteri  khemolitotrop  tumbuh  subur  pada
lingkungan  yang  miskin  senyawa  organik,  karena  mampu
mengekstrak karbon langsung dari CO  2 di atmosfer.
Proses  pemisahan  tembaga  dari  bijihnya  berlangsung
sebagai berikut.
Bakteri  Thiobacillus  ferooxidans  mengoksidasi  senyawa
besi belerang (besi sulfida) di sekelilingnya. Proses ini
membebaskan sejumlah energi yang digunakan untuk
membentuk  senyawa  yang  diperlukannya.  Selain
energi,  proses  oksidasi  tersebut  juga  menghasilkan
senyawa  asam  sulfat  dan  besi  sulfat  yang  dapat
menyerang  batuan  di  sekitarnya  serta  melepaskan
logam tembaga dari bijihnya. Jadi, aktivitas Thiobacillus
ferooxidans akan mengubah tembaga sulfida yang tidak
larut  dalam  air  menjadi  tembaga  sulfat  yang  larut
dalam  air.
Pada  saat  air  mengalir  melalui  bebatuan,  senyawa
tembaga sulfat (CuSO 4) akan ikut terbawa dan lambat
laun terkumpul pada kolam berwarna biru cemerlang.
Proses pemisahan logam dari bijihnya secara besar-besaran
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Bakteri  ini  secara  alami  terdapat  di  dalam  larutan
peluluh.  Penambang  tembaga  akan  menggerus  batu
pengikat     logam     atau     tembaga     dan     akan
menyimpannya  ke  dalam  lubang  tempat  buangan.
Kemudian,  mereka  menuangkan  larutan  asam  sulfat
ke  tempat  buangan  tersebut.  Saat  larutan  peluruh
mengalir  melalui  dasar  tempat  buangan,  larutan
peluluh    akan    mengandung    tembaga    sulfat.
Selanjutnya, penambang akan menambah logam besi
ke  dalam  larutan  peluluh.  Tembaga  sulfat  akan
bereaksi  dengan  besi  membentuk  besi  sulfat  yang
mampu memisahkan logam tembaga dari bijinya.


CuSO 4 + 2Fe + + H 2SO  4 ® 2FeSO 4 + Cu + + 2H+

Secara  umum,  Thiobacillus  ferooxidans  membebaskan
tembaga  dari  bijih  tembaga  dengan  cara  bereaksi  dengan  besi
dan  belerang  yang  melekat  pada  batuan  sehingga  batuan
mengandung  senyawa  besi  dan  belerang,  misalnya  FeS  2.  Saat
larutan  peluluh  mengalir  melalui  batu  pengikat  bijih,  bakteri
mengoksidasi ion Fe  2+ dan mengubahnya menjadi Fe 3+.

Unsur belerang yang terdapat dalam senyawa FeS 2  dapat
bergabung  dengan  ion  H +  dan  molekul  O 2  membentuk  asam
sulfat (H 2SO  4). Bijih yang mengandung tembaga dan belerang,
misalnya  CuS,  ion  Fe 3+  akan  mengoksidasi  ion  Cu +  menjadi
tembaga divalen atau Cu 2+. Selanjutnya, bergabung dengan ion

sulfat (SO 42-) yang diberikan oleh asam sulfat untuk membentuk
CuSO 4.
Dengan cara tersebut, bakteri tersebut mampu menghasil-
kan  tembaga  kelas  tinggi.  Selain  itu,  bakteri  pencuci,  seperti
Thiobacillus  juga  dapat  digunakan  untuk  memperoleh  logam
berkualitas tinggi, seperti emas, galiu, mangan, kadmium, nikel,
dan  uranium. 

Sumber: 
Biologi  untuk  SMA/MA kelas  XII  Program  IPA Buku BSE Oleh Faidah dkk



Tidak ada komentar:

Posting Komentar