Selasa, 01 November 2011

Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal (2 – 6 tahun)

  1. Perkembangan Anak-anak Awal
    1. Perkembangan Fisik Pada Masa Kanak-kanak Awal
      1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon dll), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya.


Masa kanak-kanak awal terjadi pada rentang usia 2 – 6 tahun, masa ini sekaligus merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.
Pada masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir.

      1. Perkembangan motorik masa kanak-kanak awal
Keterampilan umum yang sering dilakukan anak biasanya menyangkut keterampilan tangan dan kaki. Keterampilan dalam aktivitas makan dan berpakaian sendiri biasanya dimulai pada masa bayi dan disempurnakan pada masa kanak-kanak awal. Kemajuan terbesar keterampilan berpakaian antara usia 1,5 dan 3,5 tahun. Pada saat anak-anak mencapai usia TK, mereka sudah harus dapat mandi dan berpakaian sendiri, mengikat tali sepatu dan menyisir rambut dengan sedikit bantuan atau tanpa bantuan sama sekali. Antara usia 5 dan 6 tahun sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk tanah liat, bermain membuat kue-kue dan menjahit, mewarnai dan menggambar dengan pensil atau krayon. Mereka juga sudah dapat menggambar orang.
Keterampilan kaki dapat dilakuan anak dengan belajar gerakan-gerakan kaki. Antar usia 3 – 4 tahun anak dapat mempelajari sepeda roda tiga dan berenang. Keterampilan kaki lain yang dikuasai anak adalah lompat tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan di atas dinding atau pagar, sepatu roda, bermain sepatu es, menari. Usia 5 atau 6 tahun anak belajar melompot dan berlari cepat, dan mereka sudah dapat memanjat.
      1. Implikasi pada pendidikan
Sebagai pendidik, anak perlu memperhatikan keseimbangan gizi, agar pertumbuhan anak secara konsisten terjamin berjalan baik. Sehubungan dengan perkembangan motorik tangan, anak dapat dilatih kemandirian yang berkait dengan kehidupan sehari-hari seperti berpakaian sendiri, mandi sendiri, dan lain sebagainya. Selain itu, anak dilatih menggunakan gunting, pensil maupun crayon untuk mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Untuk perkembangan motorik kaki, anak dapat distimulasi dengan permainan sepeda roda tiga, bermain bola, dan permainan lain yang banyak menagaktifkan kaki.

    1. Perkembangan Intelektual pada Masa Kanak-kanak Awal
Pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir konvergen menuju ke suatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut teori Piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap perkembangan praoperasional (2 – 7 tahun), istilah praoperasional menunjukkan pada pengertian belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoperasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik, yang sering dikatakan anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis.
Adapun ciri-ciri berpikir pada tahap praoperasional adalah semakin berkembangnya fungsi simbolis, tingkah laku imitasi langsung maupun tertunda, cara berpikirnya masih egosentris, centralized atau terpusat pada satu dimensi saja, serta cara berpikir yang tak dapat dibalik dan terarah statis.
Pada usia ini, anak (peserta didik) berada dalam periode “praoperasional” yang dalam menyelesaikan persoalan, ditempuh melalui tindakan nyata dengan jalan memanipulasi benda atau obyek yang bersangkutan. Peserta didik belum mampu menyelesaikan persoalan melalui cara berpikir logik sistematik. Kemampuan mengolah informasi dari lingkungan belum cukup tinggi untuk dapat menghasilkan transformasi yang tepat.

    1. Perkembangan bahasa dan bicara
Perkembangan bahasa ddipengaruhi Teori Belajar sosial, yakni anak belajar bahasa dengan model-model yang ada di lingkungannya. Melalu imitasi dan respon dari lingkungan, akhirnya anak menguasai keterampilan bicara. Namun menurut Chomsky, perkembangan bahasa anak juga terjadi karena faktor pembawaan; bahwa anak lahir sudah disertai dengan LAD (Language Aquisition Device) yang membuat anak sering mengekspresikan sesuatu dengan kata yang tidak ditemukan dari lingkungannya.

    1. Perkembangan Sosial-Emosional pada Masa Kanak-Kanak Awal
Perkembangan sosial emosional terintegrasi dengan perkembangan aspek lainnya seperti perkembangan kognitif dan perkembangan motorik.
      1. Dalam bermain anak mengalami perubahan dari permaianan solitair, paralel, sampai ke permainan asosiatif. Dari bermain, anak belajar sejumlah peraturan sosial.
      2. Menurut perkembangan psikososial Erikso berada [ada tahap perkembangan otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu, serta perkembangan inisiatif vs rasa bersalah
      3. Perkembangan diri di awali dari perasaan secara fisik kemudian berkembang menjadi perasaan yang lebih bersifat psikologis
      4. Anak-anak populer terbukti memiliki keterampilan sosial lebih tinggi dibanding dengan anak yang kurang populer. Anak yang populer terlibat dalam hubungan dengan teman sebaya yang lebih kompleks, dan hal ini lebih menguntungkan dan meningkatkan lagi bagi perkembangan kognitifnya
      5. Anak-anak yang mengalmi konflik dan tidak mampu menyatakan secara verbal akan mencoba menyelesaikan konfliknya dengan kekuatan fisik
      6. Perilaku prososial dapat berkembang apabila anak diajarkan untuk berpikir dengan cara sudut pandang orang lain, hal ini dapat diperoleh melalui permainan sosiodrama
      7. Anak mengalami perkembangan emosi dari senang, marah, malu, kecewa dan sebagainya. Pada masa ini anak tidak hanya perlu belajar bagimana cara mengekspresikan emosinya, tetapi juga perlu belajar mengendalikannya
      8. Anak masa kanak-kakak awal sering mengembangkan stereotipe tentang gender yang salah, seperti anak perempuan tidak boleh menjadi polisi. Pendidik mempunyai peran penting untuk mengajarkan anak sadar akan gendernya sendiri, menentang berkembangnya sterotipe tentang gender yang salah, serta mendorong anak-anak bermain secara lintas gender

    1. Perkembangan Moral
Perkembangan moral peserta didik masih berada pada tingkatan moralitas yang baku. Peserta didik belum sampai pada pemilihan kaidah moral sendiri secara nalar. Perkembangan nilai dan sikap sangat diperngaruhi oleh situasi yang berlaku dalam keluarga. Nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga akan diadopsi oleh peserta didik melalui proses imitasi dan identifikasi. Keterkaitan peserta didik dengan suasana dan lingkungan keluarga sangat besar.
Aspek perkembangan moral pada masa kanak-kanak awal mencakup konsep anak tentang persahabatannya dan kewajiban-kewajiban tertentu dari persahabatan, keadilan dan kejujuran, kepatuhan, otoritas, serta hukum-hukum sosial dan adat.

  1. Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal
    1. Belajar berjalan
    2. Belajar makan makanan padat
    3. Belajar mengendalikan gerakan badan
    4. Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
    5. Memperoleh stabilitas fisiologis
    6. Membentuk konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
    7. Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik dan orang lain
    8. Belajar membedakan yang benar dan salah



  1. Implikasi Tugas Perkembangan pada Pendidikan
    1. Anak perlu mengenal secara fisik adanya perbedaan jenis kelamin antara anak perempuan dengan anak laki-laki. Selain itu anak perlu diajarkan perilaku dalam batas-batas yang disetujui masyarakat sesuai peran jenisnya
    2. Anak-anak perlu diperkenalkan pada keterampilan sosial sederhana seperti kapan mengatakan terima kasih, maaf, tolong dsb. Selain itu, juga diajarkan membedakan apa yang benar dan apa yang salah, nilai kejujuran, keadilan, persahabatan, tingkah laku prososial dan tanggung jawab sosial.
    3. Anak diperkenalkan pada konsep-konsep sederhana tentang realitas alam, baik mengenai benda hidup maupun benda mati, serta cara kerja atau berfungsinya benda-benda tersebut.

1 komentar:

  1. informasi emnarik terimakasih atas infromasi yang sudah disampaikan salam sukses selalu !

    BalasHapus